melepas untuk dilepaskan

Posted in By vika valianty 0 comments

ketika telah sampai di ujung jalan ia berhenti dengan nafas terengah-engah dan keringat bercucuran hingga membasahi sekujur tubuhnya. karena mendengar suara-suara asing, ia menoleh ke belakang dan mendapati seorang bayi mungil terbungkus kain putih dan tergeletak di dalam keranjang menangis. entah knapa dia mnangis.. tak ada satu pun yang mengerti.. dengan hati-hati ia mengangkat bayi itu dan mencoba tuk mendekapnya. seakan ingin memberi kehangatan kepada sang bayi. ketika ia mncoba tuk mengangkat bayi itu, desisan ular terdengar. kepala ular telah sampai tepat di belakang kepala bayi tersebut. dengan gerakan cukup lincah ia menarik bayi itu erat dalam dekapnya dan brusaha lari meskipun kekuatan raga telah pupus. ular itu mengejar dan terus mengejar. ekornya mengibaskan runtuhan dedaunan yang tergeletak tak berdaya di tanah. akankah ular itu menggapai suatu tempat dimana ia bersembunyi? apakah ular itu akan terus menunggu tanpa mencoba menemukan mangsa baru?

ia terus berlari hingga tanpa disadari, ia telah sampai di rumahnya. dengan cepat ia membuka pintu kemudian menutupnya kembali dengan demikian rapat. ia terus mendekap bayi itu dan membawanya ke satu kamar tempat bayi itu beristirahat. ular itu menunggu di depan pintu. ketika sang pemilik rumah merasa aman, ia keluar dari rumah. ternyata perkiraannya salah. ular telah menunggu di depan rumah dan dengan sigap ular itu menerkamnya hingga ia mati. setelah diusut ternyata ular itu yang menjaga bayi selama bayi tergeletak di tepi semak-semak. dan bayi itu menangis karena lapar. ketika ular datang untuk memberi makanan, seorang manusia mengangkatnya dan membawa pergi. ular menjadi marah dan mengejar manusia itu.

segala kesenangan dan kebahagiaan yang telah mengikat kita tak akan pernah rela melepaskan kita dan tak ada satu orang pun yang dapat membebaskan kita dari kesenangan dunia, kecuali diri sendiri yang berusaha untuk lepas.

ini aku rasain di waktu trakhir-trakhir ini. saat mami papi punya begitu banyak urusan hingga kita setiap orang yang ada di rumah harus menerapkan satu kata IRIT demi kelangsungan hidup bersama. dulu,, sebenernya juga pernah irit-irit kyak gini. karna keadaan keluarga yang baru bangkit dan masih dalam tahap menuju berkecukupan. dan aku juga pernah ngrasain yang namanya kemewahan. beli ini itu ga pake mikir dan sgala macem. dan sekarang di saat seperti ini, meskipun kondisi ga parah. yaah. masih punya tabungan yang mencukupi. berkat mami yang telaten banget ngatur duit.. tapi masih punya banyak kebutuhan yang harus kluarin banyak banget uang. kyak ko abe mo masuk kuliah kedokteran yang biayanya weww banget. harus siapin ini itu. kyaknya harus tahan diri dan meninggalkan smua yang namanya keinginan dan ksenangan yang sebenernya ga penting.. bukan kyaknya lagi.. ya emank harus..

.vika.